Kamis, 27 Mei 2010

Kampus dan Domba Jadi-jadiannya

Miris, esmosi, jengkel, marah, sedih atau apalah bercampur baur dibenak ini ketika nonton TV ihat mahasiswa makassar yang tawuran dikampusnya mungkin inilah yang dikatakan Mahasiswa PANTOL (Pa'bambangang naTolo versi bahasa makassar dari Emosian dan Tolol) tapi ini mungkin hanya mungkin, dan mudah-mudahan hanya mungkin.

Bagi kami yang merantau di pulau orang hanya bisa senyum-senyum dan mencoba menjelaskan kepada masyarakat, teman kantor, ibu kost, pedagang asongan, dll perihal tawuran dalam kampus itu.

Entah apa yang bisa membuat para mahasiswa melakukan itu. Apakah itu hanya ekspresi sesaat atau memang ada oknum yang merancang tawuran-tawuran, mengadu domba mahasiswa-mahasiswa yang masih mudah tersulut emosinya dan tidak senang kalau mahasiswa bisa belajar dengan baik dan berprestasi, sehingga nantinya mengharumkan Kota Daeng Kota Makassar.

Saya hanya berharap Mahasiswa jangan mudah di provokasi. Tunjukkanlah bahwa Mahasiswa adalah seorang intelek yang bisa berpikir dengan jernih dan bertindak dengan bijak. Tunjukkanlah bahwa kita generasi yang masih mengenal istilah Siri' na Pacce dan mengaplikasikannya dalam keseharian kita selama itu tidak bertentangan dengan agama.

Dari anak makassar untuk makassar

6 komentar:

  1. Terima kasih telah ikut meramaikan Entry Tematik Mei 2010. Pemilihan tulisan favorit akan dilakukan pada awal bulan Juni 2010. Tunggu info selanjutnya.

    Salam,
    Paccarita AngingMammiri.org

    BalasHapus
  2. Polling untuk pemilihan Entry Tematik Favorit Edisi Mei 2010 dengan tema Pendidikan sudah dibuka.

    Ayo pilih tulisan favoritmu. Silahkan berkampanye!

    Salam,
    Pangurusu’na Entry Tematik

    BalasHapus
  3. Domba jadi-jadian hehe.. Mudah2an si mahasiswa pantol sadar.. secepatnya!

    BalasHapus
  4. mudah2han tidak terjadi lagi deh, malu juga kalau berada di luar makassar terus ditanya-tanya ama orang di luar "Bang, Makassar aman ngak?", nah ngak enakkan, atau jangan2 mahasiswa ini mau juga ikut perang di Gaza?, :)), daripada mubazir, kirim aaja ke gaza, oke

    BalasHapus
  5. @Paccarita: terima kasih sudah diizinkan berpartisipasi
    @unggul: iya mau aja diadu domba. amiin ya rabb
    @haerul: yah begitulah nasib anak rantau jadi sasaran empuk pertanyaan-pertanyaan yang susah dihindari. iya juga sih dari pada rusuh tidak jelas mending jadi mujahid, hidup mulia mati syahid

    BalasHapus
  6. abu ubaidillah12/6/10 11:12 PM

    mereka (sebagian mahasiswa) jadi suka tawuran dan atau apapun perbuatan yang sejenisnya karena dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya:
    1- mereka jauh dari agama. mereka tidak mengenal islam kecuali hanya nama saja. mereka mengaku islam tapi hanya di KTP doank.sholat saja tak pernah ditunaikan kecuali hari jum'at atau bahkan dua kali setahun, i hari ID saja. ini semua karena orangtuanyalah yang tidak membiasakan dan mengajarkan mereka tentang islam dan pengamalannya ketika mereka masih kecil. Orang tua mereka memperhatikan mereka dari sisi keuntungan dunia saja dengan menomorakhirkan kepentingan agama. al-hasil, anak beranjak dewasa dengan kebrutalannya yang merupakan hasil didikan orang tuanya.

    2- mereka selalu berada dalam tekanan orang tuanya ketika masih dikampung. mereka sebenarnya sangat penurut kepada orang tuanya, tapi mereka tertekan dengan itu. mereka hanya takut saat itu. karenanya ketika mereka ke kota dan meninggalkan kampung halamannya, mereka merasa bebas dan bertindak sebebas-bebasnya tanpa merasa ada pengawasan orang tua.

    3- De eL eL....................................

    BalasHapus